Friday, October 26, 2007

My Second Idul Fitri

Oleh: Ninik Wafiroh

YA, ini my second Idul fitri di Hawaii. Tentu sudah lebih kuat untuk menghadapi semuanya. Nangis sih tetep, cuman enggak seheboh tahun lalu hehhe.

Hari H-1

Pada hari Kamis malam Jumat, Indonesian Muslim Students kumpul di lounge lantai 6, rencananya kita either mau teraweh or takbiran. Tapi hingga jam 8 malam belum ada kabar apa-apa dari Masjid. Ini artinya lebaran di Hawaii tidak hari Jumat. Sebenernya beberapa teman mau melaksanakan teraweh, cuman ada sebagian teman yang sudah menetapkan hati lebarannya Jumat, jadi enggak mau teraweh. AKhirnya diambil jalan tengah yakni mengganti teraweh/takbiran dengan diskusi bersama. Temanya sih simple, bagaimana kesan Ramadhan dalam diri kita. Cuman tema tersebut akhirnya melebar, dan kita saling terbuka dan diskusi banyak hal. Ini untungnya diskusi di Hawaii karena satu persoalan saja bisa ditanggapi dari berbagai segi sesuai disiplin ilmu masing-masing.

Hari Jumatnya, aku sudah mulai telfon ke rumah. Karena hari Jumat di Hawaii berarti Sabtu di Indonesia. Jam 11 siang atau jam 4 subuh waktu indonesia bagian barat, Babah udah telfon, udah nangis-nangisan. Agak siangan dikit aku telfon Ibu dan abah…wesss nangis lagi. Mulai siang ampe malam aku nyoba telfon ke rumah saudara-saudar baik dari keluargaku maupun dari keluarga Babah di Madura. Cuman ya ampunnnnnn sulit banget telfon ke Indonesia. Berjam-jam aku coba telfon yang bisa cuman di dua rumah pakdeku. Ke mertua enggak bisa-bisa.

Hari H

Malam Takbiran enggak ada yang istimewa, aku malah nonton film di reading room. Malam itu aku sulit banget tidur, karena kamarku di lantai 3 dan dibawah kamarku ada public room yang dipakai beberapa teman untuk acara birthday party. Uh sebel deh, lawong aturannya fasiliats public tidak bisa dipakai melebihi jam 11 malam, tapi ampe jam 12 tetep aja ramai. Akhirnya aku coba telfon ke staff, cuman mungkin enggak mempan omongannya staff, buktinya partynya tetep jalan ampe jam 2 dini hari, mampus deh.

Paginya sekitar jam 7 dengan kondisi yang nguantuk karena kurang tidur, aku dan teman-teman berangkat ke tempat sholat IED. Seperti halnya tahun lalu, tempat sholat kali ini dilaksanakan di Magic Island. Ini tempat public di pinggir pantai dan tempatnya terbuka, hanya ada tenda. Tentu sulit dibayangkan bagi muslim Indonesia sholat dipinggir pantai yang disampingnya buanyakkkkk orang yang sedang berjemur, berenang dan bahkan jalan-jalan dengan dog hehehhe. Cuman memang itulah tempat yang paling memungkinkan untuk sholat bersama. Masjid terlalu sempit untuk menampung semua muslim.

Kebetulan aku sedang tidak sholat, jadilah aku menjadi baby sitter dadakan, jagain beberapa baby teman-teman Indonesia yang sedang sholat. Sehabis sholat IED, semua jama’ah sarapan dengan roti dan jus yang sudah disiapkan oleh pihak masjid.

Memang muslim di sini sangat beragam. Ada seorang muslim yang gayanya ngerap habis, dengan berbagai pernak pernik rantai di baju dan celananya plus kaos lengan pendeknya. Malah ada dua muslimah China yang hanya pakai kaos pendek, rambut diurai dan saputangan kecil menutupi kepalanya, tapi tetep aja mereka sholat hehhehe.

Saat semua sholat, aku duduk dideretan perempuan-perempuan yang sedang menstruasi sambil jagain bayi-bayi kecil lucu. Kebanyakan dari perempuan-perempuan tersebut adalah dari Timur Tengah. Jadi setiap ada seseorang yang baru datang mereka akan mengucapkan “IED MUBARAK” dan saling mencium pipi tiga kali. Yang menarik, sesama perempuan timteng ini setelah say hallo mereka akan saling memuji pakaian yang mereka pakai. AKu sempat geli juga, ketika seorang perempuan yang ampe berputar untuk memperlihatkan bagaimana bagusnya baju yang dia pakai hehhehe. Setahuku di Indonesia (terutama di kalangan orang yang sudah dewasa) enggak ada tuh yang heboh dengan baju. Kok kayaknya tradisi itu seperti anak kecil aja, yang masih mengagumi baju hehhehe.

Setelah saling mengucapkan permintaan maaf, aku dan teman-temen Indonesia lainnya kembali pulang ke dormitory kami, lagi-lagi dengan naik bus *kacian deh kami.* Jam 1 siang sesuai dengan kesepakatan yang kami buat, kami *Indonesian muslim students* kumpul bareng untuk lunch dengan makanan khas lebaran. Ada yang buat lontong, sayur lodeh, ayam goreng, martabak, aku buat telor balado. Hidangan siang itu tambah siiiip dengan es kopyor plus bubur mutiara made in Anshari. Ya lumayanlah menu siang itu sedikit mengobati ke-nelongso-an lebaran jauh dari keluarga. Acara lunch dilanjutin nyanyi-nyanyi dengan iringan petikan gitar dari Ari.

Overall nothing special di lebaran ini, cuman beruntungnya lebaran kali ini jatuh pada weekend jadi enggak perlu masuk kelas lagi setalah sholat Idul Fitri seperti yang terjadi tahun lalu.

Wednesday, October 10, 2007

Dubes RI: Mainkan Total Diplomasi

PEKAN ini untuk kali pertama sejak bertugas sebagai Duta Besar di Amerika Serikat, Duta Besar Republik Indonesia Sudjanan Parnohadingrat mengunjungi Honolulu, dan bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Hawaii. Dalam pertamuan dengan masyarakat Indonesia yang dilaksanakan di Tokai University, Kapiolani Boulevard, Honolulu, 7 Oktober 2007, Dubes Parnohadiningrat menegaskan kini adalah saatnya seluruh komponen bangsa Indonesia memainkan jurus total diplomasi.

Semua warga negara memainkan peranan yang sama penting dalam konsep total diplomasi ini. Wajah negara, sebut mantan Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri yang juga pernah bertugas sebagai Dubes RI untuk Australia dan Vanuatu ini, tidak lagi tergantung pada kemampuan para diplomat karier di forum-forum diplomasi global. Warga Indonesia baik yang berada di dalam dan luar negeri juga turut memberikan sumbangan pada gambaran atau citra bangsa Indonesia di arena internasional.

Dubes Parnohadingrat dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi bangsa-bangsa lain terhadap Indonesia. Pekerjaan rumah memang masih masih banyak, katanya. Jumlah penduduk miskin dan pengangguran masih terbilang tinggi. Namun, di forum-forum internasional, keparcayaan masyarakat dunia kepada Indonesia sudah mulai kembali. Indonesia tidak hanya dipandang sebagai negara yang memiliki komitmen tinggi terhadap upaya pemberantasan korupsi dan perlindungan hak asasi manusia, dalam hal menjaga perdamaian dunia pun Indonesia kembali diperhitungkan.

Saat ini, Dubes Parnohadingrat menambahkan, ada ribuan anggota TNI yang dipercaya masyarakat internasional menjaga perdamaian di Lebanon. Dan tak lama lagi, giliran anggota Polri yang akan dikirim untuk menjaga perdamaian di Darfur.

Sementara itu, dalam sambutan pengantarnya, Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) Hawaii Teguh Santosa mengatakan, mungkin sudah saatnya pemerintah Indonesia membangun semacam Indonesia Center di Hawaii, mengingat fungsi Hawaii di mata masyarakat dunia kini sudah berubah dari sekadar kota wisata menjadi kota pendidikan bertaraf internasional dan tempat pertemuan begitu banyak orang dari berbagai bangsa.

Di University of Hawaii sendiri, sambung Teguh, Asia Tenggara menjadi salah satu tema yang mendapat perhatian besar. Pembahasan mengenai perkembangan Asia, tampaknya tidak dapat dilepaskan dari pembahasan mengenai Indonesia. Beberapa mata kuliah di jurusan studi Asia Tenggara memperlihatkan hal itu.

Pembentukan Indonesia Center, sambung Teguh, juga penting dilakukan mengingat pihak pemerintah Negara Bagian Hawaii telah menginisasi kerjasama dengan pemerintah Indonesia bulan Juni lalu. Sejauh ini kerjasama yang disepakati memang baru dalam hal pendidikan dan pelatihan bagi anggota TNI sebagai pendukung otoritas sipil dalam rekonstruksi dan rehabilitasi bencana alam. Tetapi, Teguh menambahkan, ketika berbicara di depan wartawan Indonesia bulan Juni lalu, Gubernur Hawaii Linda Lingle juga mengatakan bahwa pihaknya membuka diri untuk berbagai bentuk kerjasama lain di masa depan.

Foto-foto acara pertemuan Dubes RI dan masyarakat Indonesia dapat disaksikan di Gallery.