Oleh: Ninik Wafiroh
YA, ini my second Idul fitri di Hawaii. Tentu sudah lebih kuat untuk menghadapi semuanya. Nangis sih tetep, cuman enggak seheboh tahun lalu hehhe.
Hari H-1
Pada hari Kamis malam Jumat, Indonesian Muslim Students kumpul di lounge lantai 6, rencananya kita either mau teraweh or takbiran. Tapi hingga jam 8 malam belum ada kabar apa-apa dari Masjid. Ini artinya lebaran di Hawaii tidak hari Jumat. Sebenernya beberapa teman mau melaksanakan teraweh, cuman ada sebagian teman yang sudah menetapkan hati lebarannya Jumat, jadi enggak mau teraweh. AKhirnya diambil jalan tengah yakni mengganti teraweh/takbiran dengan diskusi bersama. Temanya sih simple, bagaimana kesan Ramadhan dalam diri kita. Cuman tema tersebut akhirnya melebar, dan kita saling terbuka dan diskusi banyak hal. Ini untungnya diskusi di Hawaii karena satu persoalan saja bisa ditanggapi dari berbagai segi sesuai disiplin ilmu masing-masing.
Hari Jumatnya, aku sudah mulai telfon ke rumah. Karena hari Jumat di Hawaii berarti Sabtu di Indonesia. Jam 11 siang atau jam 4 subuh waktu indonesia bagian barat, Babah udah telfon, udah nangis-nangisan. Agak siangan dikit aku telfon Ibu dan abah…wesss nangis lagi. Mulai siang ampe malam aku nyoba telfon ke rumah saudara-saudar baik dari keluargaku maupun dari keluarga Babah di Madura. Cuman ya ampunnnnnn sulit banget telfon ke Indonesia. Berjam-jam aku coba telfon yang bisa cuman di dua rumah pakdeku. Ke mertua enggak bisa-bisa.
Hari H
Malam Takbiran enggak ada yang istimewa, aku malah nonton film di reading room. Malam itu aku sulit banget tidur, karena kamarku di lantai 3 dan dibawah kamarku ada public room yang dipakai beberapa teman untuk acara birthday party. Uh sebel deh, lawong aturannya fasiliats public tidak bisa dipakai melebihi jam 11 malam, tapi ampe jam 12 tetep aja ramai. Akhirnya aku coba telfon ke staff, cuman mungkin enggak mempan omongannya staff, buktinya partynya tetep jalan ampe jam 2 dini hari, mampus deh.
Paginya sekitar jam 7 dengan kondisi yang nguantuk karena kurang tidur, aku dan teman-teman berangkat ke tempat sholat IED. Seperti halnya tahun lalu, tempat sholat kali ini dilaksanakan di Magic Island. Ini tempat public di pinggir pantai dan tempatnya terbuka, hanya ada tenda. Tentu sulit dibayangkan bagi muslim Indonesia sholat dipinggir pantai yang disampingnya buanyakkkkk orang yang sedang berjemur, berenang dan bahkan jalan-jalan dengan dog hehehhe. Cuman memang itulah tempat yang paling memungkinkan untuk sholat bersama. Masjid terlalu sempit untuk menampung semua muslim.
Kebetulan aku sedang tidak sholat, jadilah aku menjadi baby sitter dadakan, jagain beberapa baby teman-teman Indonesia yang sedang sholat. Sehabis sholat IED, semua jama’ah sarapan dengan roti dan jus yang sudah disiapkan oleh pihak masjid.
Memang muslim di sini sangat beragam. Ada seorang muslim yang gayanya ngerap habis, dengan berbagai pernak pernik rantai di baju dan celananya plus kaos lengan pendeknya. Malah ada dua muslimah China yang hanya pakai kaos pendek, rambut diurai dan saputangan kecil menutupi kepalanya, tapi tetep aja mereka sholat hehhehe.
Saat semua sholat, aku duduk dideretan perempuan-perempuan yang sedang menstruasi sambil jagain bayi-bayi kecil lucu. Kebanyakan dari perempuan-perempuan tersebut adalah dari Timur Tengah. Jadi setiap ada seseorang yang baru datang mereka akan mengucapkan “IED MUBARAK” dan saling mencium pipi tiga kali. Yang menarik, sesama perempuan timteng ini setelah say hallo mereka akan saling memuji pakaian yang mereka pakai. AKu sempat geli juga, ketika seorang perempuan yang ampe berputar untuk memperlihatkan bagaimana bagusnya baju yang dia pakai hehhehe. Setahuku di Indonesia (terutama di kalangan orang yang sudah dewasa) enggak ada tuh yang heboh dengan baju. Kok kayaknya tradisi itu seperti anak kecil aja, yang masih mengagumi baju hehhehe.
Setelah saling mengucapkan permintaan maaf, aku dan teman-temen Indonesia lainnya kembali pulang ke dormitory kami, lagi-lagi dengan naik bus *kacian deh kami.* Jam 1 siang sesuai dengan kesepakatan yang kami buat, kami *Indonesian muslim students* kumpul bareng untuk lunch dengan makanan khas lebaran. Ada yang buat lontong, sayur lodeh, ayam goreng, martabak, aku buat telor balado. Hidangan siang itu tambah siiiip dengan es kopyor plus bubur mutiara made in Anshari. Ya lumayanlah menu siang itu sedikit mengobati ke-nelongso-an lebaran jauh dari keluarga. Acara lunch dilanjutin nyanyi-nyanyi dengan iringan petikan gitar dari Ari.
Overall nothing special di lebaran ini, cuman beruntungnya lebaran kali ini jatuh pada weekend jadi enggak perlu masuk kelas lagi setalah sholat Idul Fitri seperti yang terjadi tahun lalu.
Friday, October 26, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment